Tasikmalaya – Kondusi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Tasikmalaya dinilai tetap stabil dan terjaga hingga Agustus 2025. Hal ini diumumkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tasikmalaya dalam paparan kinerja terkininya, yang menjadi penanda positif di tengah stabilitas perekonomian nasional.
Aset Bank Tumbuh, Kredit Bisnis Alami Penurunan
Pada Agustus 2025, aset perbankan di wilayah OJK Tasikmalaya tercatat tumbuh 0,85% (yoy). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,77% (yoy), dengan deposito sebagai kontributor utama (8,63% yoy).
Namun, di balik pertumbuhan aset, kredit perbankan justru mengalami kontraksi sebesar 1,59% (yoy). Kredit modal kerja dan kredit investasi masing-masing menyusut 8,31% (yoy) dan 6,26% (yoy). Sektor industri pengolahan dan perdagangan menjadi penyumbang kontraksi terbesar. Sebaliknya, kredit konsumsi justru menunjukkan tren positif dengan pertumbuhan 4,83% (yoy), mengindikasikan daya beli masyarakat yang masih terjaga.
Geliat Pasar Modal dan Investor Lokal
Berbeda dengan kredit, pasar modal di wilayah Tasikmalaya justru menunjukkan performa cemerlang. Jumlah investor saham, reksadana, dan Surat Berharga Negara (SBN) mengalami peningkatan signifikan. Total investor saham melonjak 21,88% (yoy) menjadi 181.065 investor.
Nilai kepemilikan saham juga meroket 42,61% (yoy) menjadi Rp 1,36 triliun, diiringi nilai transaksi yang melonjak fantastis sebesar 122,75% (yoy) menjadi Rp 1,17 triliun. Angka ini mencerminkan semakin tingginya minat dan partisipasi masyarakat Priangan Timur dalam berinvestasi di pasar modal.
Peringatan untuk Waspada Investasi Ilegal
OJK Tasikmalaya juga mengingatkan masyarakat untuk terus waspada terhadap praktik keuangan ilegal. Satgas PASTI Tasikmalaya berhasil menghentikan operasi Golden Eagle International – UNDP yang menawarkan program “penghapusan utang bank” dengan klaim palsu. Kegiatan ini tidak memiliki dasar hukum dan legalitas yang jelas.
“Kami imbau masyarakat untuk selalu memastikan legalitas perusahaan melalui situs resmi OJK atau menghubungi Kontak OJK 157,” tegas pihak OJK Tasikmalaya.
Fokus pada Edukasi dan Perlindungan Konsumen
Sejalan dengan upaya stabilisasi, OJK Tasikmalaya gencar mendorong penguatan edukasi dan perlindungan konsumen. Hingga September 2025, tercatat 959 pengaduan konsumen, didominasi oleh sektor perbankan (43,39%) dan Fintech (36,61%). Sebagian besar pengaduan masih disampaikan secara tatap muka (85,36%).
Tingginya kesadaran masyarakat juga terlihat dari permintaan informasi SLIK yang mencapai 7.164 permintaan, menunjukkan bahwa masyarakat mulai aktif memeriksa riwayat kredit sebelum mengambil keputusan keuangan.
Komitmen Tingkatkan Inklusi dan Literasi Keuangan
Bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), OJK Tasikmalaya terus menjalankan berbagai program inklusi dan literasi keuangan. Program seperti Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), Kredit Melawan Rentenir (KMR), dan Sekolah Pasar Modal dijalankan untuk menjangkau berbagai lapisan masyarakat, termasuk pelajar, santri, UMKM, dan penyandang disabilitas.
Pada Triwulan III 2025 saja, telah diselenggarakan 129 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 21.000 peserta. Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) rencananya akan digelar di Garut pada 27-28 Oktober 2025.
“Dengan langkah bersama ini, kami berkomitmen membangun masyarakat Priangan Timur yang mandiri secara finansial dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutup OJK Tasikmalaya.
Jurnalis: Udan Muhdiana
Tidak ada komentar