TASIKMALAYA – Pemerintah Provinsi Jawa Barat menggaungkan konsep “Ekonomi Rancage” sebagai strategi utama dalam membangun ketahanan ekonomi daerah. Lebih dari sekadar program, konsep ini mengakar pada kearifan lokal bahasa Sunda, di mana “Rancage” berarti cekatan, kreatif, dan berdaya cipta.
Konsep ini dirancang sebagai sebuah gerakan untuk membangun fondasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, dengan fokus pada pemberdayaan pelaku ekonomi mikro seperti UMKM, koperasi, petani, nelayan, dan pelaku ekonomi kreatif.
Drs. Wahyu Wijaya, S.H., M.Si., Kepala Kesbangpol Jawa Barat, menekankan bahwa Ekonomi Rancage tidak hanya mengejar pertumbuhan semata. “Ekonomi Rancage adalah gerakan bersama untuk membangun ekonomi yang inklusif. Kita ingin masyarakat Jawa Barat tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi pelaku utama pembangunan,” ujarnya.
Melalui konsep ini, masyarakat didorong untuk memiliki kemandirian ekonomi yang tidak bergantung pada kondisi eksternal. Pilar utamanya meliputi ketahanan pangan dan energi, yang diperkuat dengan penerapan teknologi pertanian, pemanfaatan energi terbarukan, serta dukungan riset dan inovasi.
“Kemandirian ekonomi masyarakat adalah pondasi pembangunan Jawa Barat. Melalui semangat Rancage, kita membangun tidak hanya infrastruktur, tetapi juga karakter masyarakat yang inovatif, tangguh, dan berdaya cipta,” pungkas Wahyu. Dengan demikian, Ekonomi Rancage hadir sebagai simbol semangat baru untuk menjawab tantangan zaman dengan karya dan kreativitas.
Oleh: Udan Muhdiana
Tidak ada komentar