“Dari Programmer hingga Pelajar, Bagaimana ChatGPT Menyusup ke Berbagai Aspek Kehidupan Kita”
SIAPBELAJAR.COM – ChatGPT, inovasi terbaru dari OpenAI, terus menjadi perbincangan hangat di berbagai kalangan. Sebagai chatbot berbasis Artificial Intelligence (AI), ChatGPT bukan hanya sekadar menjawab pertanyaan, tetapi mampu memahami dan merespons dengan tingkat detail yang luar biasa. Seperti dilansir dari The Independent, kemampuan ChatGPT dalam merespons pertanyaan—bahkan yang paling rumit sekalipun—menjadikannya alat yang sangat berguna bagi banyak orang.
Dengan teknologi GPT-3.5 dan deep learning, ChatGPT tidak hanya memproduksi teks dengan cepat tetapi juga dengan presisi yang tinggi. Kemampuan memorinya yang kuat memungkinkan ChatGPT untuk mengingat percakapan sebelumnya dan menggunakannya untuk memberikan respons yang lebih kontekstual. Tak heran jika para programmer sangat terbantu dengan kehadiran ChatGPT, terutama dalam memecahkan bugs pada kode atau memberikan panduan detail dalam membuat komponen website yang spesifik.
Namun, ChatGPT tidak hanya bermanfaat bagi programmer. Seorang YouTuber, Liv Boeree, bahkan mengungkapkan melalui Twitternya bahwa ChatGPT mampu menyelesaikan pekerjaan rumah siswa, dari menulis esai hingga memecahkan persamaan matematika yang kompleks. Pengguna juga membandingkan hasil pencarian Google dengan jawaban dari ChatGPT, yang dianggap lebih mudah dimengerti karena penyampaiannya mirip dengan penjelasan manusia.
Meresahkan Pendidikan, Bikin Pelajar Malas Belajar
Di sisi lain, kehadiran ChatGPT di dunia pendidikan menimbulkan kekhawatiran. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, misalnya, merespons fenomena ini dengan mengadakan sarasehan untuk membahas dampak ChatGPT terhadap integritas akademik. ChatGPT yang viral karena kemampuannya menulis karya tulis dengan data valid ini, bahkan diprediksi bisa memiliki hak cipta sebagai “penulis” di masa depan.
Ancaman ChatGPT tidak hanya diakui oleh para pendidik, tetapi juga oleh penciptanya, Sam Altman. Ia menegaskan perlunya regulasi yang jelas untuk mengatur penerapan AI, agar teknologi ini tidak menjadi ancaman yang menakutkan bagi umat manusia. Altman juga memperingatkan bahwa meskipun AI tidak akan menggantikan manusia sepenuhnya, potensi AI dalam mengambil alih berbagai pekerjaan manusia tidak bisa diabaikan.
Sejumlah profesi yang berpotensi tergantikan oleh ChatGPT antara lain pengajar, content writer, programmer, dan analis keuangan. Bahkan, ChatGPT mampu menyelesaikan tugas-tugas administratif legal dengan cepat dan akurat, yang sebelumnya memakan waktu lama untuk diselesaikan oleh pengacara dan firma hukum.
Namun, ancaman terbesar dari ChatGPT mungkin datang dari dunia cyber security. Peneliti dari Check Point Research menemukan bahwa ChatGPT bisa dimanfaatkan untuk membuat malware dan email phishing yang lebih canggih. Para hacker memanfaatkan chatbot ini untuk menyebarkan malware, yang membuktikan bahwa kehadiran ChatGPT bukan hanya membawa manfaat, tetapi juga risiko yang signifikan.
Secara keseluruhan, ChatGPT adalah teknologi revolusioner yang menawarkan banyak peluang, tetapi juga menuntut kita untuk bijak dalam penggunaannya. Dengan regulasi yang tepat, ChatGPT bisa menjadi alat yang bermanfaat bagi banyak orang, tanpa mengorbankan integritas dan keamanan.
Tidak ada komentar