SIAPBELAJAR.COM- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI terus berupaya untuk menekan angka kanker serviks di Indonesia. Salah satunya adalah rencana untuk menggratiskan vaksin human papillomavirus (HPV).
“HPV ini untuk mencegah kanker serviks, ya, yang bisa dicegah dengan imunisasi. Programnya akan berlanjut, bukan hanya kepada anak-anak, tetapi kepada seluruh,” ujar Juru Bicara Kemenkes dr. Mohammad Syahril di gedung Kemenkes.
Namun, Syahril menambahkan, belum bisa dipastikan waktu pelaksanaan dan usia sasaran program pemberian vaksinasi HPV gratis untuk usia dewasa tersebut.
“Belum ada, tetapi sudah masuk dalam program. Artinya, pemerintah dalam artian Kementerian Kesehatan harus membuat juknisnya lebih jelas tentang kesiapan vaksinnya, kemudian kesiapan pedoman dan teknis pelaksanaannya,” jelas dr. Syahril.
“Contoh, ini akan dimulai pada usia berapa, kemudian akan diberikan berapa kali, dan prioritasnya bagaimana,” tambahnya.
Sebelumnya, Kemenkes mengumumkan, vaksin HPV sudah bisa diterima secara gratis oleh anak perempuan kelas 5 dan 6 SD di seluruh wilayah Indonesia mulai 2023. Ini merupakan program lanjutan setelah hanya digratiskan di delapan provinsi pada tahun 2022 lalu.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, menyebutkan vaksinasi HPV gratis ini akan menjadi bagian dalam program imunisasi rutin.
“Program pemberian vaksinasi HPV secara gratis diberikan guna mencegah angka pengidap kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita,” katanya.
Vaksinasi HPV berfungsi sebagai perlindungan tubuh dari jenis HPV tertentu yang dapat menyebabkan kanker atau kutil kelamin.
Kanker Serviks Jadi Salah Satu Kanker “Pembunuh” Perempuan Tertinggi di Indonesia
Sebagaimana dilansir Kemenkes, kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian ketiga di Indonesia, setelah kanker payudara dan kanker paru.
Berdasarkan data terbaru Kemenkes yang dikumpulkan pada tahun 2020, Indonesia mencatat setidaknya 36.633 kasus kanker serviks baru.
Penyakit kanker sendiri merupakan salah satu penyakit yang paling mematikan di dunia. Sebanyak 10 juta orang meninggal akibat kanker setiap tahun. Tak hanya itu, sebanyak 70% kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara itu, 3,7 juta nyawa dapat diselamatkan dengan strategi pencegahan, deteksi dini, tata laksana yang tepat waktu dan berkualitas.
Tidak ada komentar