TASIKMALAYA – Sebanyak 12 santri di wilayah Cigalontang harus dilarikan ke Puskesmas setempat akibat diduga keracunan makanan. Peristiwa ini menjadi alarm bagi lembaga pendidikan, terutama pesantren, untuk memperketat pengawasan kualitas makanan yang dikonsumsi santri.
Menurut keterangan Kabid TU Puskesmas Cigalontang, Bdn. Ai Nurohmani S.St., M.Kes, korban berjatuhan dalam dua gelombang. “Kejadiannya pada Jumat (10/10) sebanyak 5 orang, lalu hari ini Sabtu (11/10) ada tambahan 7 orang,” ujarnya. Para santri mengalami gejala seperti mual, sesak napas, muntah, dan pusing beberapa jam setelah makan.
Meski seluruh korban telah dipulangkan dalam kondisi membaik, pihak Puskesmas telah mengambil sampel makanan untuk diperiksa guna mengidentifikasi penyebab pasti keracunan. Langkah ini krusial untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.
Kasus ini mengedepankan pentingnya standar higienitas dan keamanan pangan di lingkungan yang menghidangkan makanan untuk banyak orang. Mulai dari proses pengolahan, penyimpanan, hingga distribusi makanan harus mendapat perhatian ekstra. Edukasi kepada pengelola dapur dan santri tentang ciri-ciri makanan yang sudah tidak layak konsumsi juga dinilai sangat penting untuk mencegah risiko kesehatan di masa depan.
Oleh: Udan Muhdiana
Tidak ada komentar