Gelar Seni Budaya UNPER: Merawat Warisan Sunda Lewat Kreativitas dan Inovasi

waktu baca 2 menit
Sabtu, 21 Jun 2025 20:03 0 66 Asop Ahmad

SIAPBELAJAR.COM – Sabtu, 21 Juni 2025, Universitas Perjuangan (UNPER) Tasikmalaya kembali menggelar acara rutin yang selalu dinanti, yaitu Gelar Seni Budaya UNPER.

Acara ini bukan sekadar pentas seni biasa, melainkan wujud nyata komitmen kampus untuk melestarikan dan mengembangkan kekayaan seni budaya Sunda Buhun, yang menjadi salah satu visi utama UNPER di tanah Pasundan.

Dengan tema menarik, “Malati Lingsir Ku Wanci, Campaka Ligar Ku Mangsa”, pagelaran ini menghadirkan beragam pertunjukan seni tradisional mulai dari tari, musik, hingga berbagai ekspresi budaya khas Tasikmalaya yang sarat makna dan kearifan lokal.

Wakil Walikota Tasikmalaya, Raden Diky Candra, turut hadir memberikan sambutan yang mengingatkan kita bahwa budaya sejatinya lahir dari pemikiran suci dan nilai-nilai baik.

Pembuatan Website

“Budaya bukan hanya tentang kesenian, tapi juga cara hidup, seperti sikap sopan santun dan permainan tradisional yang menyehatkan. Kalau kita tidak memahami budaya, maka bisa salah kaprah menganggap hal buruk sebagai budaya, misalnya budaya korupsi atau membuang sampah sembarangan. Budaya itu pemikiran suci yang harus dijaga,” ujarnya bijak.

Sementara itu, Rektor UNPER, Dr. Yadi Heryadi, M.Sc., menegaskan bahwa acara ini adalah bagian dari strategi kampus untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang berakar kuat pada budaya lokal, tapi tetap siap bersaing secara global—target besar yang ingin dicapai pada tahun 2035.

“Kami ingin kegiatan kebudayaan ini menyatu dengan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Misalnya, di Rajapolah, banyak produk lokal yang luar biasa, tapi jika tidak dikembangkan, bisa hilang begitu saja. Maka kami dorong agar produk dan kearifan lokal ini jadi bahan ajar dan riset di kampus,” jelasnya.

Salah satu contoh inovasi nyata adalah pengembangan produk olahan berbasis itik lokal melalui program MBG (Mitra Berbasis Geografis). Program ini bertujuan memberdayakan kearifan lokal menjadi kekuatan ekonomi daerah.

UNPER pun mengembangkan teknologi tepat guna, seperti alat penetas telur tenaga surya yang bisa menampung hingga 500 butir telur dan tetap berfungsi saat listrik padam berkat panel surya.

Inovasi ini didukung mitra seperti Tunas Bangsa dan membuka peluang ekonomi baru: telur hasil penetasan diserahkan ke kelompok ibu-ibu untuk diolah menjadi telur asin yang kemudian dipasarkan lewat BUMDes.

Sementara daging itiknya diolah jadi produk olahan, seperti nugget yang lezat dan bernilai jual tinggi.

Dengan cara ini, UNPER tak hanya menjaga dan merayakan budaya, tapi juga menghubungkannya dengan kemajuan ekonomi masyarakat.

Seni, budaya, dan inovasi berjalan beriringan, membawa semangat baru bagi Tasikmalaya dan Pasundan pada umumnya.

Oleh: Udan Muhdiana / Editor: Asop Ahmad

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.
Pembuatan Website
LAINNYA