SIAPBELAJAR.COM – Literasi sosialisasi penanganan pengelolaan sampah terus digelorakan salah satunya dikisahkan melalui cerita yang dikemas melalui komik literasi pendidikan berjudul “Sampah Tak Selamanya Dibuang” menceritakan seorang laki-laki penuh tekad bernama Restu yang menginginkan untuk membuka usaha pengolahan sampah.
Ia melihat bahwa limbah sampah merupakan masalah berat yang sedang dihadapi dunia. Restu membuka usaha pengolahan sampah plastik untuk merubah limbah tersebut menjadi kerajinan kreatif dan menarik dengan nilai jual tinggi.
Berkat kreativitas, ketekunan dan kerja kerasnya, bisnis kerajinan olahan sampah milik Restu diminati banyak pihak. Bahkan, pangsa pasar produk tersebut telah menyasar konsumen di luar negeri.
Restu tidak hanya berhasil dalam mengurangi limbah sampah plastik, namun juga menerapkan metode pengolahan sampah 3R dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Melalui komik literasi “Sampah Tak Selamanya Dibuang”, pembaca diajak untuk menyadari bahwa permasalahan sampah bukan merupakan barang sepele. Limbah tersebut akan semakin menumpuk jika tidak ada tindakan untuk mengurangi atau mengelola sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungans sekitar.
Dari mulanya sampah plastik dikenal tidak memiliki fungsi dan berakhir di tempat pembuangan sampah, kini dapat dilakukan pengolahan dengan metode recycle sehingga tercipta suatu barang yang menarik, berdaya guna dan memiliki nilai jual.
Sampah di Kisah Nyata
Merunut laporan World Bank Group dari Kementerian Lingkungan Hidup, warga Indonesia menghasilkan sebanyak 175.000 ton sampah setiap harinya. Data lanjutan pada tahun 2021 mencatat sebanyak 18,2 juta ton sebagai kalkulasi volume sampah yang terkumpul per tahunnya. Apabila dirata-rata melalui produksi sampah per hari, setiap satu orang penduduk akan menghasilkan 0.7 kg sampah.
Angka produksi sampah tersebut diharapkan menjadi perhatian banyak pihak mengingat masih ada prevalensi 27% sampah yang tidak terkelola. Terbatasnya daya tampung pembuangan sampah juga menyebabkan sampah-sampah yang tidak terkelola tak hanya berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), namun turut mencemari laut.
Penumpukan sampah juga membawa banyak pengaruh negatif seperti polusi udara yang disebabkan penumpukan gas berbahaya hasil pembakaran sampah, polusi tanah akibat zat yang dikeluarkan penumpukan sampah di atasnya, dan mengancam kesehatan makhluk hidup dari penyakit, virus dan bakteri yang dihasilkan.
Dampak buruk dan pengaruh yang merugikan berbagai aspek kehidupan diharapkan menggerakkan beragam sektor untuk tergerak dalam mengelola limbah sampah ini.
Salah satu metode penanganan sampah adalah dengan metode 3R yang terdiri dari “Reduce, Reuse, Recycle“. Metode 3R mengajak setiap orang untuk mengurangi, menggunakan ulang dan mendaur ulang sampah.
Tidak ada komentar