SIAPBELAJAR.COM – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (Dit. PMPK) melakukan kunjungan ke TK Cikal Cahaya pada Senin (15/5/2023) di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kegiatan ini merupakan momentum bagi Kemendikbudristek untuk memotret praktik baik implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) agar dapat diketahui masyarakat secara luas dan saling menginspirasi satu sama lain.
Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan Provinsi Jawa Barat (BBPMP Jabar), Sri Wahyuningsih mengapresiasi upaya TK Cikal Harapan untuk menghadirkan pembelajaran yang sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
“Kami berharap konsep pembelajaran menyenangkan dan penuh makna dapat terus diperkuat. Berbagai materi pembelajaran yang mengarahkan anak untuk melakukan berbagai pembiasaan baik, idealnya harus terus didorong agar terbentuk karakter positif pada anak-anak,” ucap Sri ketika berbincang dengan kepala sekolah dan guru di TK Cikal Harapan.
Sri juga menekankan pentingnya guru untuk mengikuti perkembangan zaman terutama dengan pemanfaatan teknologi. Kemampuan pendidik dalam mentransformasikan pendidikan harus terus diasah guna mempersiapkan bekal bagi generasi mendatang.
“Dengan teknologi, sekat pembelajaran dapat kita hilangkan. Guru harus rajin memperbarui indormasi di berbagai kanal guna meningkatkan kualitas dirinya serta memberikan layanan terbaik bagi peserta didik,” tekan Sri.
Kepala Sekolah TK Cikal Cahaya, Riyanti Vitriyana mengaku senang menerapkan Kurikulum Merdeka. Menurutnya, esensi kurikulum tersebut sudah sejalan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolahnya.
“Dengan adanya Kurikulum Merdeka, kami merasa senang karena konsep pembelajaran yang kami terapkan sejak sekolah ini berdiri, ada payung hukumnya,” ucap kepala sekolah yang sudah mengabdi sejak tujuh tahun lalu di sekolah ini.
Riyanti mengisahkan bahwa dalam memetakan karakteristik peserta didik, sekolah melihat minat, bakat, maupun keunikan calon peserta didik melalui proses asesmen.
“Proses pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan pemerintah, tema dan target pembelajarannya juga sama, yang berbeda adalah kami ciptakan suasana yang menyenangkan dalam prosesnya,” urainya menjelaskan praktik pembelajaran berdiferensiasi.
“Saya melihat bagaimana karakter anak dan menganalisis kebutuhan mereka untuk mengembangkan potensinya. Misalnya untuk anak kinestetis, kebutuhan mereka bergerak sangat tinggi. Maka kami sediakan waktu untuk mereka bergerak. Kami buat kesepakatan berapa hitungan mereka mau bermain misalnya 10 hitungan. Setelah selesai, mereka kembali duduk tertib untuk belajar,” tutur Riyanti
Tidak ada komentar