SIAPBELAJAR.COM – Mahasiswa internasional di Australia terus menghadapi kesulitan di tengah tekanan biaya hidup dan biaya kuliah yang sangat tinggi di universitas negara tersebut. Banyak dari mereka berisiko menjadi tunawisma karena biaya tinggi. Departemen Pendidikan Australia mengingatkan bahwa mulai 1 Juli, batas jam kerja bagi pemegang visa pelajar akan dinaikkan dari 40 jam menjadi 48 jam per dua minggu.
“Pemerintah Australia mengetahui bahwa tekanan biaya hidup memengaruhi mahasiswa internasional, seperti kebanyakan warga Australia. Batas jam kerja untuk pemegang visa pelajar akan dipulihkan pada 1 Juli 2023 dan akan dinaikkan dari level sebelumnya 40 jam per dua minggu menjadi 48 jam per dua minggu. Pembatasan jam kerja dimaksudkan untuk menyeimbangkan kebutuhan mahasiswa internasional untuk menghidupi diri sendiri serta mendapatkan pengalaman kerja di Australia dengan tujuan utama mereka, yaitu untuk belajar di Australia,” kata juru bicara departemen.
Menurut departemen, mahasiswa yang bekerja di bidang perawatan lanjut usia masih diperbolehkan bekerja tanpa batas waktu dan dapat terus melakukannya hingga akhir Desember tahun ini. Australia telah menyambut mahasiswa internasional ke negaranya sejak perbatasan dibuka kembali. Pada bulan Februari tahun ini, jumlah mahasiswa internasional di Institusi Pendidikan Tinggi hampir mencapai tingkat pra-pandemi, hanya 2% lebih rendah dibandingkan angka saat itu.
Tanggung Jawab Penyedia Pendidikan kepada Mahasiswa Internasional
Baru-baru ini, laporan media lokal mengatakan bahwa pemerintah federal dan negara bagian belum mengambil tindakan apa pun untuk membantu mahasiswa internasional di tengah krisis yang sedang terjadi. Di sisi lain, juru bicara mengatakan bahwa mahasiswa internasional pada awalnya harus membuktikan kemampuan mereka untuk menghidupi diri sendiri secara finansial selama studi mereka di Australia pada saat pendaftaran visa.
Selain itu, pejabat tersebut menambahkan bahwa penyedia pendidikan juga bertanggung jawab untuk mendukung mahasiswa internasional saat mereka menyesuaikan diri dengan tinggal di Australia dan sejauh ini, mahasiswa dari luar negeri dilaporkan puas selama belajar di negara tersebut.
Sekilas Cerita Dari Seorang Mahasiswa di Australia
Karena beban keuangan yang menurut mahasiswa harus mereka tanggung di Australia, Stefan Djukic, yang tinggal di Australia hingga 2019, memilih pindah ke Eropa untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Dia mengatakan bahwa salah satu alasan utama dia meninggalkan negara itu adalah biaya universitas secara keseluruhan.
“Biaya keseluruhan universitas di Australia, ketika dipasangkan dengan biaya hidup, sepertinya bukan pilihan terbaik ketika ada begitu banyak negara lain di dunia yang menawarkan hal yang sama dengan harga yang jauh lebih murah,” kata Djukic, yang saat ini belajar di Beograd, Serbia.
Jumlah Mahasiswa Internasional di Australia
Terdapat lebih dari 600.000 mahasiswa internasional di Australia pada tahun lalu, 361.247 di antaranya terdaftar di Institusi Pendidikan Tinggi. Sebagian besar mahasiswa internasional tahun itu berasal dari Cina, India dan Nepal. Seorang mahasiswa internasional menghabiskan hampir A$20.000 atau Rp198,9 juta per tahun di Australia untuk menutupi biaya hidup mereka, termasuk sewa, makan, transportasi dan biaya lainnya.
Tidak ada komentar