- Mendikbud Luncurkan Program Sekolah Penggerak - 1 Januari 1970
- Komisi X Dukung GTK Honorer di Atas 35 Tahun Diangkat PNS - 1 Januari 1970
- DPR Minta Pemerintah Evaluasi Soal CPNS Guru - 1 Januari 1970
SEBAGIAN besar siswa SMA/sederajat di Indonesia boleh bernapas lega karena sudah menjalani masa ujian nasional (UN). Tapi, perjalanan mereka belumlah usai.
Lembar jawaban ujian nasional (LJUN) yang mereka isi selama empat hari terakhir kini berada di tangan perguruan-perguruan tinggi negeri (PTN) untuk dipindai dan dinilai. Ya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memang melibatkan PTN dalam urusan pemindaian dan penilaian LJUN tahun ini.
Salah satu PTN yang menjadi tim penilai UN adalah Universitas Negeri Semarang (Unnes). Kampus pendidikan di Ibu Kota Jawa Tengah ini mengerahkan 20 unit pemindai (scanner). Saking canggihnya, satu scanner bisa memindai satu LJUN tiap detik!
“Bisa dihitung sendiri, jika para petugas bekerja 22 jam nonsetop setiap hari dalam melakukan pemindaian,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Unnes Dr. Agus Wahyudin yang juga penanggung jawab penyelenggaraan UN SMA/sederajat se-Jateng 2012/2013, seperti disitat dari laman Unnes, Jumat (19/4/2013).
Selain diperkuat scanner super cepat, Unnes juga membekali diri dengan dua sistem pemindaian LJUN yakni optical mark reader (OMR) dan pemotretan citra (image scaning/DMR). Agus menjelaskan, jika sampai gagal dipindai dengan OMR, LJUN akan dipotret.
“Dengan pemotretan citra, dalam wujud apa pun ekstremnya, semua LJUN UN SMA/sederajat se-Jateng 2012/2013 akan berhasil dipindai,’ klaimnya.
Tidak hanya itu, agar dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, Unnes mengerahkan banyak petugas. Mereka bekerja dalam tiga shift kerja. Para petugas ini bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan memilah-milah LJUN dari berbagai kota/kabupaten se-Jateng sebelum masuk mesin pindai.(kampus.okezone.com)