Bukan Sekolah Penggerak, SMPN 1 Mangunreja Terapkan P5

waktu baca 2 menit
Sabtu, 16 Sep 2023 11:44 0 387 Udan Muhdiana

SIAPBELAJAR.COM – Sebagai satuan pendidikan, sekolah wajib menanamkan jiwa Pancasila pada diri peserta didiknya. Seperti SMPN 1 Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya melalui gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), belum lama ini, dengan tema ”Bangunlah Jiwa Raganya”

Menurut Dendin Wardiana M.Pd, Kepala SMPN 1 Mangunreja, kegiatan tersebut merupakan bagian dari aplikasi program P5. Ia menuturkan, dimana P5 itu sendiri sebagai upaya untuk mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki kemampuan perilaku, sesuai dengan nilai – nilai Pancasila.

“Karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profill pelajar Pancasila (pembelajaran kokurikuler), dan ekstrakurikuler” kata Dendin.

Meskipun bukan sekolah penggerak, namun Dendin berusaha untuk mengimplementasikan program kurikulum merdeka dan P5 di sekolahnya.

Pembuatan Website

“Ini menarik, sekolah kami bukan sekolah penggerak tapi SMPN 1 Mangunreja bisa mengimplementasikan kurikulum merdeka dan program P5″ ujarnya.

Harapan terpenting dari kegiatan ini, lanjut Dendin, peserta didik di sekolahnya dapat lebih kreatif dan bisa mengembangkan bakat sesuai potensinya masing-masing.

“Saya mendukung kegiatan ini. Karena sangat mengena pada semua warga sekolah, selain itu, ketiga konsep yang digelar adalah salah satu sarana untuk mencapai berbagai target dalam Profil Pelajar Pancasila.” Sambungnya

Guru Harus Menjadi Contoh Baik

Bersamaan dengan kegiatan tersebut, juga digelar seminar bertajuk “Bertemanlah dengan Asyik Tanpa Mengusik – STOP BULYING” sebagai pembicara Hj. Ema Amalia M.Pd pengwas sekaligus Pembina SMP Negeri 1 Mangunreja

Pada P5 ini, kata Ema Amalia,  peserta didik dituntut belajar berkolaborasi dan menghargai peran satu sama lain. Ia pun menegaskan, bahwa dalam pembentukan karakter butuh waktu lama tidak bisa diatasi satu atau dua bulan, harus terus menerus, dan guru harus menjadi contoh yang baik bagi peserta didiknya.

“Yang terpenting guru harus bisa menjadi contoh baik bagi muridnya, jika guru melakukan kejelekan atau kecurangan dalam hal apapun, siswa akan lebih mudah menirunya. Disiplin dan jadi contoh baik bagi siswa, itu kuncinya” tegas Ema.

“Penerapan karakter siswa tidak bisa diterangkan saja di dalam kelas, tapi mesti diaplikasikan dan dijalankan teru menerus” imbuhnya.

Dalam praktiknya, projek tersebut memberikan kesempatan kepada peserta didik sebagai sebuah proses penguatan karakter sekaligus bentuk belajar secara nyata dari lingkungan sosialnya.

Halnya disampaikan Panji Nugraha salah satu siswa SMP Negeri 1 Mangunreja “Alhamdulillah, kami diberikan arahan dan bimbingan yang positif oleh guru. Rasa nyaman dan aman di sekolah itu harapan kami sebagai siswa dan jauh dari kata bulying, jika ada teman yang dibuli, saya wajib menegurnya, jika tidak berani menegur langsung lapor ke guru BK”

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Komentar Terbaru

Tidak ada komentar untuk ditampilkan.
Pembuatan Website
LAINNYA